FORECASTING (PERAMALAN)
BAB I
PENDAHULUAN
I.I . Latar Belakang Masalah
Peramalan merupakan aktivitas fungsi bisnis yang
memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat
dibuat dalam kuantitas yang tepat. Peramalan merupakan dugaan terhadap
permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel peramal, sering
berdasarkan data deret waktu historis. Peramalan menggunakan teknik-teknik
peramalan yang bersifat formal maupun informal (Gaspersz, 1998).
Forecasting adalah peramalan atau perkiraan mengenai sesuatu yang belum
terjadi. Ramalan yang dilakukan pada umumnya akan berdasarkan data yang
terdapat di masa lampau yang dianalisis dengan mengunakan metode-metode
tertentu. Forecasting diupayakan dibuat dapat meminimumkan pengaruh
ketidakpastian tersebut, dengan kata lainbertujuan mendapatkan ramalanyang bisa
meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur
dengan Mean Absolute Deviation, Absolute Error, dan sebagainya.
Peramalan merupakan alat bantu yang sangat penting dalam perencanaan yang
efektif dan efisien (Subagyo, 1986).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Metode
Peramalan
1. Weight Moving Averages (WMA)
Model rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual
permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan di masa
yang akan datang. metode rata-rata bergerak akan efektif diterapkan apabila
permintaan pasar terhadap produk diasumsikan stabil sepanjang waktu. Metode
rata-rata bergerak terdapat dua jenis, rata-rata bergerak tidak berbobot (Unweight
Moving Averages) dan rata-rata bobot bergerak (Weight Moving Averages).
Model rata-rata bobot bergerak lebih responsif terhadap perubahan karena data
dari periode yang baru biasanya diberi bobot lebih besar. Rumus rata-rata bobot
bergerak yaitu sebagai berikut.
2. Single Exponential Smoothing (SES)
Pola data yang tidak stabil atau perubahannya besar dan
bergejolak umumnya menggunakan model pemulusan eksponensial (Exponential
Smoothing Models). Metode Single Exponential Smoothing lebih cocok
digunakan untuk meramalkan hal-hal yang fluktuasinya secara acak (tidak
teratur). Peramalan menggunakan model pemulusan eksponensial rumusnya adalah
sebagai berikut.
Permasalahan
umum yang dihadapi apabila menggunakan model pemulusan eksponensial adalah
memilih konstanta pemulusan (α) yang diperirakan tepat. Nilai konstanta
pemulusan dipilih di antara 0 dan 1 karena berlaku 0 < α < 1. Apabila
pola historis dari data aktual permintaan sangat bergejolak atau tidak stabil
dari waktu ke waktu, nilai α yang dipilih adalah yang mendekati 1. Pola
historis dari data aktual permintaan tidak berfluktuasi atau relatif stabil
dari waktu ke waktu, α yang dipilih adalah yang nilainya mendekati nol
(Gaspersz, 1998).
3.
Regresi Linier
Model analisis Regresi Linier adalah suatu metode populer
untuk berbagai macam permasalahan. Menurut Harding (1974) dua variabel yang
digunakan, variabel x dan variabel y, diasumsikan memiliki kaitan satu sama
lain dan bersifat linier. Rumus perhitungan Regresi Linier yaitu sebagai berikut.
Y
= hasil peramalan
n
= periode
a
= perpotongan dengan sumbu tegak
b
= menyatakan slope atau kemiringan garis regresi
I.
kuran Akurasi Peramalan
1. Mean Absolute Deviation (MAD)
Metode untuk mengevaluasi metode peramalan menggunakan
jumlah dari kesalahan-kesalahan yang absolut. Mean Absolute Deviation (MAD)
mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata kesalahan dugaan (nilai
absolut masing-masing kesalahan). MAD berguna ketika mengukur kesalahan ramalan
dalam unit yang sama sebagai deret asli. Nilai MAD dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebegai berikut.
2. Mean Square Error (MSE)
Mean Squared Error (MSE) adalah metode lain untuk
mengevaluasi metode peramalan. Masing-masing kesalahan atau sisa dikuadratkan.
Kemudian dijumlahkan dan ditambahkan dengan jumlah observasi. Pendekatan ini
mengatur kesalahan peramalan yang besar karena kesalahan-kesalahan itu
dikuadratkan. Metode itu menghasilkan kesalahan-kesalahan sedang yang
kemungkinan lebih baik untuk kesalahan kecil, tetapi kadang menghasilkan
perbedaan yang besar.
3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dihitung dengan menggunakan
kesalahan absolut pada tiap periode dibagi dengan nilai observasi yang nyata
untuk periode itu. Kemudian, merata-rata kesalahan persentase absolut tersebut.
Pendekatan ini berguna ketika ukuran atau besar variabel ramalan itu penting
dalam mengevaluasi ketepatan ramalan. MAPE mengindikasi seberapa besar
kesalahan dalam meramal yang dibandingkan dengan nilai nyata.
4. Tracking Signal
Validasi peramalan dilakukan dengan Tracking Signal. Tracking
Signal adalah suatu ukuran bagaimana baiknya suatu peramalan memperkirakan
nilai-nilai aktual. Nilai Tracking Signal dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebegai berikut.
Tracking signal yang positif menunjukan bahwa nilai
aktual permintaan lebih besar daripada ramalan, sedangkan tracking signal yang
negatif berarti nilai aktual permintaan lebih kecil daripada ramalan. Tracking
signal disebut baik apabila memiliki RSFE yang rendah, dan mempunyai positive
error yang sama banyak atau seimbang dengan negative error, sehingga
pusat dari tracking signal mendekati nol. Tracking signal yang
telah dihitung dapat dibuat peta kontrol untuk melihat kelayakkan data di dalam
batas kontrol atas dan batas kontrol bawah.
5. Moving Range (MR)
Peta Moving Range dirancang untuk membandingkan nilai
permintaan aktual dengan nilai peramalan. Data permintaan aktual dibandingkan
dengan nilai peramal pada periode yang sama. Peta tersebut dikembangkan ke
periode yang akan datang hingga dapat dibandingkan data peramalan dengan
permintaan aktual. Peta Moving Range digunakan untuk pengujian
kestabilan sistem sebab-akibat yang mempengaruhi permintaan. Rumus perhitungan
peta Moving Range adalah sebagai berikut.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Forecasting adalah peramalan atau perkiraan mengenai sesuatu yang belum
terjadi. Ramalan yang dilakukan pada umumnya akan berdasarkan data yang
terdapat di masa lampau yang dianalisis dengan mengunakan metode-metode
tertentu. Forecasting diupayakan dibuat dapat meminimumkan pengaruh
ketidakpastian tersebut, dengan kata lainbertujuan mendapatkan ramalanyang bisa
meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur
dengan Mean Absolute Deviation, Absolute Error, dan sebagainya.
Peramalan merupakan alat bantu yang sangat penting dalam perencanaan yang
efektif dan efisien (Subagyo, 1986).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar